Secara Tidak Sadar, Perasaan Ini Bisa Melemahkan Tubuh

Saya inget-inget, ada kisah teladan dari seorang utusan Allah yaitu Nabi Ya’qub. Dia berpisah dengan anak tercinta dalam waktu yang sangat lama. Puluhan tahun sang buah hati tidak ada kabar beritanya. Naluri sang ayah berbicara bahwa kesedihannya tidak bisa dibendung lagi, air matanya mengalir ketika ia ingat sama anaknya.

Di sudut batinnya, Nabi Ya’qub juga memendam kemarahan. Demikianlah Al-Qur’an melukiskan perasaan beliau. Beliau seorang ayah yang lembut, penyayang, dan penuh kasih.

Namun, kadang kemarahan ga bisa beliau hindari. Namun, dengan sikap lembut yang beliau miliki telah membuat beliau tampil lembut di hadapan anak-anaknya dan menyembunyikan segala kemarahan yang ada di hatinya.

“Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf” dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya) (QS. Yusuf: 84)

Karena beliau terlalu lama memendam rasa marah dan rasa sedih inilah yang melumpuhkan kekuatan dirinya. Sehingga dari kesedihan ini membuat mata beliau menjadi sakit dan kemarahan yang dipendam oleh beliau membuat fisik beliau melemah dan mengidap sakit yang berat.

Baca Juga: Begini Dua Cara Konsumsi VCO, Sudah Tau?

Perasaan yang Bisa Melemahkan Tubuh

Sedih dan sakit ini menjadi penghancur bagi kekebalan tubuh yang mungkin aja sering kita lupakan.

Ada penelitian yang juga pernah dilakukan oleh Harvard School of Public Health di Amerika Serikat bahwa memendam emosi dapat meningkatkan kemungkinan kematian akibat penyakit berbahaya seperti jantung dan kanker.

Mungkin temen-temen di sini masih ada yang suka memendam kekesalan dan kemarahan yang begitu lama. Jadinya ga sadar kalau emosi yang dipendam ini bisa menjadi faktor datangnya penyakit di dalam tubuh.

Dalam dunia medis pun pernah dilakukan penelitian, kalau emosi yang terlalu kuat dan lama dipendam bisa menyebabkan peningkatan hormon kortisol. Ini jadinya bisa meningkatkan risiko kematian dini pada wanita dengan adanya kanker payudara.

Saya sering sampaikan di berbagai kajian, kalau kunci dari sehatnya jasmani dan rohani adalah dengan memiliki sifat mudah memaafkan dan berlapang dada atas ketentuan yang terjadi.

Semua kehendak Allah adalah yang terbaik bagi hamba-Nya. Banyak pelajaran hidup dari peristiwa yang terjadi. Maknai dengan kesabaran dan keikhlasan hati, Insya Allah rahmat dan pertolongan Allah akan selalu hadir dalam hidup kita. Setuju?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top