Teman-teman, di banyak kajian atau seminar, sering banget saya sampaikan pembahasan tentang hati (qolbu), karena dalam hati seseorang ini Masya Allah, ada sejenis energi.
Energi itu ada yang positif dan negatif. Energi positif itu, misalnya seperti rasa haru, terima kasih, kasih sayang, senang, doa dan harapan. Nah kalau energi negatif ini kebalikannya, kayak rasa marah, khawatir, sedih, dendam, dan was-was.
Berbagai energi, pikiran dan perasaan itu tentu aja sangat berpengaruh pada kerja gen kita, sehingga hal ini menentukan on dan offnya gen kita juga.
Hal ini pernah disampaikan oleh pakar gen Internasional Kazuo Murakami. Beliau pernah berkata kalau gen itu punya “saklar on off” yang ditentukan dengan lingkungan sekitar orang tersebut.
Misalnya gini, orang yang berada di lingkungan yang rajin bersyukur, perlahan-lahan tuh gen bersyukurnya akan “on.” Kalau ia berada di lingkungan yang ahli ilmu maka kecerdasannya perlahan juga akan “on.”
Baca Juga: Begini Hubungan Matematika Langit dengan Keberkahan
Cara Mendapatkan Energi Positif
Nah, gimana caranya supaya energi positif itu mendominasi dalam hidup kita? Ibnul Qoyyim pun menyebutkan caranya adalah dengan doa. Doa adalah obat. Dengan doa itu bisa memperbanyak energi positif yang masuk ke tubuh kita. Rasulullah bersabda:
“Doa adalah senjatanya orang mukmin.” (H.R. Hakim)
Berkaitan dengan energi dan perasaaan tadi, ada rasa yang sering banget hilang dalam diri kita. Lima rasa yang paling sering hilang biasanya kasih sayang, bersyukur, doa, harapan dan haru. Teman-teman, coba tanya pada diri sendiri deh, pernah gak ketika teman-teman lagi baca Al-Qur’an kok kayaknya biasa aja ya?
Datar aja gitu. Baca Al-Qur’an cuma sekadar menunaikan kewajiban tanpa ada rasa. Nah, itu tanda hilangnya rasa tadi. Setelah baca Al-Qur’an nggak ada rasa haru, nggak timbul harapan, hambar aja.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebagai teladan terbaik bagi manusia, selalu ngajarin kita untuk mengembalikan semua rasa pada Allah Sang Maha Pencipta, agar ilmu yang udah dipelajari, pengalaman yang didapat oleh kita, gak membuat orang lupa dengan energi positif tersebut.
Jadi, kalau rasa kenikmatan terhadap ibadah itu hilang, mulai sekarang dicoba deh pahami kenapa kita harus beribadah? Kenapa ibadah ada tata caranya?
Kenapa Rasulullah mencontohkan doa dengan teks tertentu? Supaya apa? Supaya kita mulai menemukan kembali rasa yang hilang. Juga ditambah perkuat silaturahminya ke orang-orang saleh. Supaya saklar energi positifnya teraktivasi.