Begini Hubungan Matematika Langit dengan Keberkahan

Saya mau cerita soal matematika sedikit nih. Supaya kita tidak terlalu mengagung-agungkan data matematika dunia sehingga lupa dengan nilai keberkahan. Ceritanya gini, waktu itu ada kisah sahabat Jabir Radhiyallahu Anhu mau menyedekahkan jamuan untuk Rasulullah dan para pejuang perang.

Dia berkata “Wahai Rasulullah, aku punya seekor kambing” trus dimasak sama Jabir Radhiyallahu Anhu. Jabir berkata kepada istrinya “kayanya ini cukup buat 5 atau 7 orang aja.”

Tapi disitu ada pesan Nabi bahwasanya “Jangan Kau buka pancinya sampai aku datang, “dan jika nanti kau lihat atau hidangkan jangan kau buka dulu pancinya sampai aku datang.”

Dan yang terjadi saat pasukan khandaq sekitar tujuh  ratusan orang lebih ikut makan hidangan itu tapi tidak habis-habis. Syaratnya apa? Jangan dibuka pancinya dan jangan dilihat, itu satu kisah ketaatan pada Nabi.

Kisah kedua kalo ga salah kejadian ini saat Nabi Shallallahu Alaihi Wassallam mau meninggal dan berpesan kepada ummul mu’minin Aisyah. Nabi meninggalkan satu kantong makanan dan berkata “Ambil saja makanan dari situ jangan kau lihat dalamnya!”

Lalu diambil terus-terusan dan ga habis-habis. Sampai karena penasaran kantong itu dilihat isinya, maka tidak lama kemudian makanan di kantong itu habis, karena matematika manusia  sudah bekerja di situ.

Baca Juga: Hikmah dan Mukjizat Pembedahan Jantung Nabi di Malam Isra Mi’raj

Matematika Langit dan Keberkahan, Apa Hubungannya?

Saya, lebih suka dengan matematika langit. Kenapa saya suka dengan matematika langit? karena yang saya kejar bukan jenis barangnya, banyaknya, kandungannya apanya lah, bukan! Tapi yang saya kejar adalah keberkahannya. Kalo kita bicara tentang makanan, madu, rimpang dan sebagainya cari keberkahannya.

Sehingga yang bekerja bukan semata kandungannya. Memang sih kandungannya oke, tapi lagi-lagi misalnya kita minum Zamzam tanpa terlalu yakin, mana bisa dapat manfaat dari air zam-zam tersebut, ya kan? Sedangkan Nabi sudah janjikan dan memberi jaminan bahwasanya air Zamzam itu sesuai dengan apa yang kita niatkan.

Madu nih, di Qur’an udah bilang bahwa di dalamnya itu ada kesembuhan. Di surat An-Nahl ayat 68 dan 69 yang mengisahkan madu itu.

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).

Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (Q.S. 16: 68-69).

Nah, kalo nanti sudah minum madu buka datanya langsung mikir kira-kira minum 3 sendok madu gula darahnya naik berapa? Sehingga di sini yang banyak bekerja matematika manusia daripada keberkahannya.

Kalo yang diharapkan adalah matematika langit, dari madu yang sedikit itu bisa bermanfaat bukan Cuma buat tubuh, tapi juga bagi jiwa. Nah, kalo yang bekerja matematika bumi, nanti bisa was-was aja bawaanya kalo minum madu yang dipikirin malahan efek samping ini dan itunya aja.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top