Siapkah Kita Menghadapi Ujian Makanan Paling Dahsyat?

Teman-teman ada yang masih suka liat berita soal Palestina? Kalau yang masih ngikutin pasti tau ya soal kondisi di Gaza utara yang menderita kelaparan? Bantuan kemanusiaan kan susah masuk ke kawasan utara jalur Gaza.

Tepung sebagai bahan pokok pembuatan roti susah dicari, akhirnya penduduk yang masih bertahan harus nahan lapar.

Makan seadanya, rumput pun dimasak. Situasi ini kok saya jadi teringat ujian terbesar manusia ya? Apa tuh dok?

Pernah gak baca atau dengar hadits ini? Dari Qais, dia berkata: AI Mughirah bin Syu’bah berkata kapadaku,

“Tidak ada orang yang bertanya kapada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam tentang Dajjal seperti yang aku tanyakan kapada beliau, dan sungguh beliau bersabda kepapadaku, `Tidak ada yang membahayakanmu darinya’.

Aku berkata `Karena mereka mengatakan bahwa bersamanya gunung roti dan sungai air’. Beliau bersabda, `Bahkan ia lebih mudah bagi Allah daripada itu’.” (H.R. Bukhari)

Jadi dari hadits di atas kita diperingatkan, salah satu fitnah Dajjal itu soal makanan loh. Dajjal nanti bakalan menguasai roti yang melimpah sampai diibaratkan setinggi gunung.

Ada ulama yang menambahkan penjelasan, maksudnya adalah Dajjal menguasai bahan bakunya, yaitu tepung seperti gandum misalnya. Ngeri gak?

Di hadits lain ada lagi penjelasan begini di kitab Fathul Baari, “Tanah diberi hujan namun tidak menumbuhkan pepohonan. Bersamanya (Dajjal) surga dan neraka. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah neraka. Bersamanya gunung dari roti.”

Baca Juga: Penyakit Susah Sembuh Biasanya Gara-gara Hal Ini!

Coba kita pahami betapa ngerinya kondisi waktu itu. Hujan tapi tanaman gak tumbuh, gak bakalan ada panen. Sementara bahan pokok yang ada, katakanlah tepung, itu dikuasai sama Dajjal.

Ujian Kekurangan Makanan dari Dajjal

Manusia waktu itu bakal kelaparan dan bisa tergiur buat jadi pengikut Dajjal karena kebutuhan soal makanan.

Kalo kita gak sanggup tahan haus dan lapar, plus di dalam hati ada bibit kemunafikan, udahlah bakalan jadi pengikut Dajjal tuh. Beda halnya orang-orang yang beriman, justru keimanannya semakin kuat.

Makanya kalo liat masyarakat Gaza, kelaparan sampe ngeganjel perutnya pake batu kaya jaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam dulu, jangan-jangan waktu Dajjal dateng mereka yang akan kuat bertahan dari fitnah Dajjal.

Karena mereka udah latihan sabar, ikhlas sama ketetapan Allah di tengah kesulitan perang dan kebengisan penjajah. Padalah kalo mau hidup enak bisa aja mereka berkerjasama ikut penjajah.

Tapi mereka milih bertahan dan ikhlas dengan kesulitan. Sedangkan kita disini, makanan mudah, melimpah.

Mau makan enak apa tinggal pilih. Bahkan kalo masuk bulan puasa nih, yang kita siapin duluan apa? Belanja bahan makanan. Malah kalo mau buka kita sibuk cari macam-macam bukaan kan ya?

Jadi puasa kita pun masih didominasi sama masalah macam-macam makanan. Bukan latihan buat menghadapi ujian makanan.

Nah, kalau mau mulai latihan menghadapi ujian makanan, jadi puasanya kita sesuaikan dulu sama tujuan perintah Allah. Di Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183 kan disebutkan,

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Perintah Wajib Berpuasa Ramadan

Allah menyuruh kita menjalankan wajib puasa di bulan Ramadan kan supaya kita bertakwa. Kalau kita udah bertakwa, pas ada ujian makanan paling dahsyat ya udah siap.

Kita biasa lapar karena Allah. Kita biasa tunduk sama perintah Allah. Selama puasa pun kita sibuk nambah ibadah. Kalo di luar Ramadhan gak sempet ngaji, pas bulan puasa kita ngaji, nambah hafalannya, perbanyak zikirnya.

Itu semua modal buat menghadapi ujian dahsyat di akhir zaman.

Kan ada haditsnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam bilang begini, “’Kalau dia (Dajjal) muncul sementara aku masih hidup, akulah yang melawannya. Dan jika dia muncul ketika aku sudah meninggal, Allah-lah semata yang akan memelihara semua orang yang beriman.’

Asma berkata, ‘Rasulullah, kami membuat adonan tepung, tapi kami tidak memanggangnya menjadi roti kecuali jika kami lapar. Bagaimana dengan kaum mukminin pada masa itu?’

Beliau menjawab, “Mereka akan cukup kenyang dengan apa yang cukup bagi penghuni langit, yaitu membaca tasbih dan taqdis.” (HR Ahmad)

Itulah makanya, jangan anggap bulan puasa nanti sebagai bulan yang gak diharapkan. Jadiin tuh bulan Ramadhan sebagai bulan kebutuhan.

Kebutuhan buat apa? Kebutuhan melatih diri dengan menahan dari makan dan minum. Melatih diri untuk memperbanyak beribadah, meningkatkan ilmu agama kita.

Kemudian latihan buat sabar, ikhlas kalo buka puasa seadanya. Melatih hawa nafsu. Karena kita gak tau kapan ujian dahsyat fitnah Dajjal itu muncul

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top