Saat kita disakiti, jalan keluar terbaik agar tubuh tetap sehat adalah dengan memaafkan orang tersebut. Mengapa begitu? Saat kita dengan ikhlas memaafkan segala perbuatan buruk orang lain, maka hormon cinta dilepaskan dari di dalam tubuh yang membuat jiwa menjadi luas dan dada pun terasa lapang.
Saat itulah kita telah menjalankan fitrah sebagai hamba-Nya untuk selalu berada di jalur yang tepat.
Tetapi, lain cerita ketika kita menyimpan rasa sakit di dalam hati, yang ada akan selalu jadi orang yang stres, gampang emosi, jiwa nggak tenang, dan ujungnya semakin jauh dari Allah.
Dari stres dan emosi yang berlebihan inilah akan menimbulkan berbagai penyakit termasuk di sistem pencernaan kita. Mengapa demikian? karena emosi dalam diri kita akan dengan cepat mengubah bakteri di dalam tubuh.
Baca Juga: Kurangnya Asupan Ini Membuat Orang Mudah Baper
Pengaruh Stress pada Pencernaan
Cara kerjanya begini, jonjot (lipatan) usus halus kita yang tadinya rapa, jika sedang emosi atau stres, lama-lama usus akan renggang terus-menerus. Akhirnya isi dari bagian usus kita ini yang harusnya tidak keluar akan merembes dan masuk ke dalam aliran darah.
Semua hal negatif yang nggak difilter akan mempengaruhi bakteri untuk gampang masuk ke tubuh kita. Karena cepat atau lambat ketika kita memelihara rasa emosi dan stress yang berlebih, bakteri yang bersifat netral akan berubah menjadi patogen (bakteri yang menyebabkan penyakit).
Jadi kontrol emosi, kontrol hati, kontrol jiwa, dan kontrol perasaan kita. Apapun yang nggak perlu dilihat nggak usah kita lihat dan yang nggak perlu kita dengar nggak usah didengar.
Karena apa? Karena semua hal negatif yang nggak bisa untuk kefilter tadi akan mempengaruhi stres serta peningkatan bakteri dalam pencernaan.
Pengaruh Stres dan Dampak Lainnya yang Timbul
Pengaruh stres membuat orang menjadi sedih. Sedih memang manusiawi, bukan berarti saya bilang setiap manusia nggak boleh sedih. Sedih boleh, namun ketika anda sedih, alihkan aja semuanya kepada Allah.
Berhentilah mengeluh karena lebih baik hanya mengadu kepada Allah di atas sajadah untuk diberikan ketenangan hati. Sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wata’ala:
“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin…” (QS. Al Fath: 4)
Ketenangan itu akan mengeluarkan hormon bahagia. Berbaik sangka kepada Allah juga akan menjadi cara agar hidup kita tenang.
Salah satu mengatasi jiwa raga yang sakit adalah dengan membaca Al-Qur’an dengan tartil. Sebaik-baiknya obat dan sebaik-baiknya penyembuh adalah dengan membaca Al-Qur’an.