Belajar Soal Madu dari Istri-Istri Rasulullah

Sebagaimana diketahui, setelah Khadijah wafat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam kemudian menikah dengan beberapa orang istri. Di antara yang hidup bersamaan, ada yang dinikahi sebagai gadis, sebagai janda dan mantan budak beliau.

Hubungan di antara istri-istri Rasulullah pun tidak selamanya adem, kadang ada juga ketegangan dan saling cemburu khasnya istri yang dimadu. Salah satu kecemburuan ini juga pernah melibatkan madu. Maksudnya gimana dok?

Jadi kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam itu kalau habis ashar beliau nengokin sebentar istrinya satu per satu secara bergantian. Kunjungan itu biasanya udah selesai waktu menjelang maghrib. Nah, suatu ketika saat melakukan rutininas itu, beliau mampir ke rumah Hafshah. Kebetulan Hafshah punya madu, dikasihkanlah itu ke Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam emang suka madu. Jadi waktu kunjugan, karena disuguhi madu akhirnya beliau agak sedikit ketahan. Kebetulan kan rumah istri-istri Nabi kan berdekatan. Dan mereka tau Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang tertahan di rumah Hafshah. Akhirnya mereka panas dan bersekongkol buat menjatuhkan Hafshah. Redaksi haditsnya begini:

Dari [Hisyam bin Urwah] dari [bapaknya] dari [Aisyah] Radhiallahu ‘Anha, ia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam adalah seorang yang menyukai madu dan juga manis-manisan. Biasanya, usai menunaikan shalat Ashar, beliau menemui para isteri-isterinya dan akhirnya mendekat dan menginap di tempat salah seorang dari mereka. Namun beliau selalu berdiam agak lama di tempat Hafshah binti Umar, maka aku merasa cemburu.

Aku pun bertanya mencari info hal itu, dan dikatakanlah bahwa ada seorang wanita dari kaumnya yang telah memberikan madu padanya, lalu madu itu ia berikan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Maka aku pun berkata, “Demi Allah, aku benar-benar akan berbuat sesuatu untuk beliau (mengerjai beliau).”

Kemudian, kukatakanlah kepada Saudah binti Zam’ah, “Sesungguhnya beliau akan mendekatimu. Bila beliau hendak mendekatimu, maka tanyakanlah padanya, ‘Apakah Anda telah memakan Maghafir?’ dan beliau pasti akan menjawab: ‘Tidak.’ Karena itu katakanlah pada beliau, ‘Lalu bau yang saya dapatkan dari Anda ini bau apa? ‘ Dan beliau pun pasti akan menjawab: ‘Hafshah telah memberiku minuman madu.’ Sesudah itu, katakanlah pada beliau, ‘Lebah madu itu telah makan getah tanaman urfuth yang baunya menjijikkan.’ Dan aku juga akan mengungkapkan seperti itu, dan kamu wahai Shafiyyah ungkapkan pula seperti itu.”

Saudah berkata, “Demi Allah, tidaklah beliau kecuali berdiri di depan pintu. Dan aku pun ingin mengungkapkan apa yang kamu inginkan karena rasa takutku padamu.” Maka ketika beliau telah mendekat kepadanya, Saudah pun berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Anda telah makan buah Maghafir?” beliau menjawab: “Tidak.” Saudah bertanya lagi, “Lalu bau apa yang aku dapatkan dari Anda ini?” beliau menjawab: “Hafshah telah memberiku minuman madu.” Saudah berkata, “Lebah itu telah makan getah tanaman urfuth yang baunya menjijikkan.” Dan ketika beliau berkunjung kepadaku, aku pun berkata seperti itu dan begitu pula di tempat Shafiyyah yang juga berkata seperti itu.

Maka pada saat beliau menuju ke tempat Hafshah lagi, lantas Hafshah pun berkata, “Wahai Rasulullah, maukah Anda aku beri minuman madu itu?” beliau pun menjawab: “Aku tidak berhajat sedikit pun terhadap madu itu?” Akhirnya Saudah berkata, “Demi Allah, kita telah mengharamkannya.” Aku pun berkata padanya, “Diamlah kamu.” (H.R. Bukhari)

Baca Juga: Benarkah Selama Ini Kita Udah Jadi Orang yang Bahagia?

Beberapa Pelajaran yang Dapat Dipetik dari Madu

Hadits di atas memberikan kita banyak pelajaran. Jadi perlu diketahui, hadits tadi adalah sebab turunnya surat At-Tahrim ayat 1 sampai 4. Beberapa pelajaran lainnya, terkait sama madu ya. Jadi lebah itu enggak hanya ngambil nektar dari bunga. Kadang lebah juga ambil nektar dari cairan di sela batang atau daun, istilahnya adalah cairan ekstrafloral. Bahas Inggrisnya disebut honeydew.

Nah, maghafir ini adalah salah satu contoh cairan ekstrafloral yang keluar dari batang tanaman urfuth. Nama latin tanaman itu adalah Vachellia oerfota. Cairan maghafir itu sebenarnya rasanya manis, biasa digunakan buat bahan herbal, tapi baunya kurang sedap. Kalo lebah mengambil cairan maghafir ini, maka madunya akan berbau kurang sedap. Jadi madunya asli tapi kualitasnya kurang bagus.

Sampe sini udah paham ya? Kalo lebah yang mengambil nektar atau cairan ekstrafloral dari sumber yang gak bagus, akan berpengaruh sama kualitas dari madunya. Nah, dalam kasus madu milik Hafshah ini sebenernya berbau konspirasi dan persekongkolan dari istri-istri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, karena kecemburuan mereka sama Hafshah.

Madunya mah bagus, cuma karena intrik tadi seolah-olah Hafshah itu dikira ngasih madu dari lebah yang memakan cairan maghafir, sampe Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam yang suka madu jadi menolak minum madu. Tapi, seenggaknya kita bisa ambil ilmu dari sini, diantaranya soal cairan ekstrafloral dan jenis makanan lebah yang kurang baik, akan menghasilkan madu berkualitas kurang baik.

Madu yang bagus itu baunya wangi, apalagi kalau madunya masih raw honey. Bau bunganya kecium harumnya, katakanlah bunga pohon jeruk, leci dan sebagainya, itu nanti madunya bakalan bau bunga tersebut.

Ilmuan yang ahli tanaman obat yang namanya Ibnul Baithat juga pernah ngomong gini, “Madu terbaik adalah yang rasanya manis sekali, terasa manisnya di lidah, dan berbau harum hingga warnanya agak kemerahan. Tidak encer, melainkan kental. Dan kalau diambil dengan jari, ia tertarik pada apa yang melekat padanya.

Madu yang bagus warnanya cerah dan jernih, dan menembus pandangan. Rasanya juga tajam, enak ditelan, nikmat sekali, kalau diangkat dengan jari, mengalir ke tanah dan tidak terputus menetes. Dan yang di dalamnya banyak tertinggal ampas dari lebah, atau bau yang tidak sedap dan tajam menyengat, atau encer, maka madu itu tidak terpuji (kualitasnya kurang bagus).”

Semoga sampe sini bisa nambah pengetahuan soal madu ya?!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top