Sehat yang Ternyata Bikin Celaka

Habis lebaran kata admin JSR, DM Instagram penuh. Admin bilang, banyak yang nanya soal penyakit. Wajar sih, pola makan selama lebaran ke sini suka rada lepas kontrol kan ya? Keluhannya macem-macem tuh, curhatan dari masalah pencernaan sampe pusing. Mungkin ada pengaruh habis dana setelah mudik juga kali ya? hehe

Buat yang lagi sakit, pertama yang harus dilakukan, disyukuri dulu deh. Kedua, jangan panih dan tetap tenang. Karena apa? Hikmah dari sakit itu luar biasa lho! Kenapa saya katakan luar biasa, karena dari sakit ini membuat kita intropeksi diri sama makanannya. Apa yang udah kita lakukan sampe kita sakit, jangan-jangan kita udah menzolimi tubuh jadinya dikasih sakit, biar apa? Kita stop, istirahat, berhenti dari berbuat zolim ke tubuh. Misalnya apa? Begadang, makan gak berenti-berenti, kurang istirahat, dan macem-macem lainnya.

Sakit ini juga buat jadi reminder sih sebenarnya. Coba kalo kita gak pernah ngerasain keluhan atau sakit, mungkin kita gak akan sadar, betapa nikmatnya karunia kesehatan itu. Lebih nikmat mana ibadah ketika sehat atau ibadah dalam kondisi sakit?

Tentu aja ibadah dalam kondisi sehat, karena kita punya kekuatan berusaha untuk lebih taat. Sakit ini juga jadi rem buat kita, kalo tubuh yang dianggap kuat dan perkasa ini ada batasnya. Kita bukan apa-apa kalo bukan karena pertolongan Allah, termasuk “dokter” yang bekerja di dalam tubuh buat menyembuhkan sakit kita itu atas karunia Allah.

Kalo kita sehat terus, walau hidup sembarangan, jangan-jangan justru itu yang bikin kita celaka. Misalnya gini, saya mau cerita riwayatnya Fira’un. Pada tau Fir’aun yang ngaku Tuhan kan? Dia mengaku-ngaku Tuhan ternyata bukan karena hartanya yang berlimpah, atau karena banyaknya tentara dan pengikutnya, tapi karena dia gak pernah merasakan yang namanya sakit.

Baca Juga: Belajar Soal Madu dari Istri-istri Rasulullah

Kisah Firaun yang Tak Pernah Sakit

Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali Rahimahullah ngejelasin bahwa dalam kurun 400 tahun lebih. Fir’aun hidup dan gak pernah sakit sedikit pun sekedar kepalanya pusing, badannya meriang, dan bahkan gangerasain capek. Keadaan ini yang membuat dia merasa punya kekuatan super, jadi berani mengatakan bahwa dirinya Tuhan.

Kalo aja Fira’un merasakan sakit sedikit meski sehari saja, niscaya itu udah cukup membuat dia merasa tidak punya apa-apa. Bisa jadi dia bakalan mikir dua kali buat ngaku sebagai Tuhan. Jadi ternyata kasus Fir’aun yang gak pernah sakit ini, bukan sebuah kenikmatan, melainkan itu sedang dikasih Istidraj.

“Dok apa sih Istidraj itu?” Istidraj adalah pembiaran kenikmatan oleh Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang durhaka sebagai ujian atau hukuman. Istidraj itu ujian sekaligus hukuman yang paling menakutkan buat orang mukmin di dunia ini selama masih hidup, karena yang bersangkutan tidak merasa jika dirinya tengah diuji oleh Allah di dunia.

Fir’aun diuji Istidraj jenis istidraj thulul ‘afiyah (hidup sekian lama tanpa pernah merasakan kondisi sakit), hikmahnya dari kisah ini bahwasanya sehat yang tidak membuat kita lebih taat adalah ujian. Sehat yang membuat kita lalai dari negeri akhirat yang harus disiapkan itu adalah ujian, dan sehat yang membuat kita menjadi budak dunia itu adalah ujian.

Mulai sekarang, Ketika diuji sedikit berupa pusing-pusing dikit, meriang, asam lambung naik, demam, pertama-tama ya disyukuri dulu, karena itu juga kenikmatan yang berbentuk ujian. Karena kalo sabar kan jadi pahala ya? Kalo kondisi sakit bisa nambah kita bertafakur dan lebih deket sama Allah kenapa engga? Wah ini kesempatan pengugur dosa dan taqarrub kepada Allah makin so sweet.

Misal masih ada yang bilang gini, “Dok kok saya rada kurang bisa ya, nganggep sakit ini buat disyukuri karena gak enak rasanya sakit itu dok.”

Gini deh, ada hadits yang ngebikin para sahabat itu suka bersyukur kalau mereka dikasih sakit. Gini bunyi haditnya: 

Dari Abu Hurairah, la berkata, “Seorang Arab Badui datang, lalu Nabi bersabda, Apakah engkau mengalami demam (Ummu Mildam)? Orang Arab Badui itu bertanya,

“Apa Itu Ummu Mildam?” Beliau menjawab, “Panas antara kulit dan daging”. la berkata, “Tidak”. Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau pernah mengalami pusing?”

la lalu bertanya, “Apa itu pusing?” Beliau menjawab, “Angin yang muncul dari kepala lalu menyerang urat-urat. la menjawab, “Tidak.” Ketika orang itu bangkit, beliau bersabda. “Barang siapa yang ingin melihat salah seorang penghuni neraka?”

Maksud beliau, “Lihatlah orang Badui tadi.” Jadi sehat yang terus-menerus, gak pernah sakit sama sekali, itu justu bisa bikin kita celaka ternyata. Karena hal itu bisa membawa kita ke dalam jurang istidraj secara tanpa sadar.

Semoga kisah dari cerita Fir’aun dan orang Badui tadi menjadi Ibrah terbaik buat kita ambil hikmahnya. Supaya kita semakin bersyukur di setiap keadaan, menjadikan ujian sakit buat kesempatan lebih ingat Allah. Juga sebaliknya, ketika sehat jadikan sebagai sarana untuk membuat kita lebih taat. Barakallah

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top