Kejadian inilah yang membuat sholat kita menjadi ringan hanya 5 waktu sehari semalam.
Bukan itu saja ada juga proses mebedahan dada nabi diambil hatinya untuk dibersihkan, masih ingat peristiwa apakah?
Ya, peristiwa Isro Mi’raj dimana Peristiwa ini perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang diluar nalar bagi kita manusia biasa dan hal ini kita wajib mengimani dan yakini.
Pada kejadian ini telah dilakukannya perjalanan dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem Palestina.
Hingga naik ke langit ke tujuh atau yang dikenal dengan nama Sidratul Muntaha.
Peristiwa Isra Miraj terjadi setelah meninggalnya paman Nabi Muhammad, Abi Thalib dan Istrinya, Siti Khadijah.
Hal ini jika kita jika ditelaah sebagai hadiah dari Allah sebagai pelipur lara melewati perjalanan malam dengan penuh kedamaian serta keberkahan di sekitarnya,
bahwasanya ada proses pembersihan hatinya menjadi syarat sebelum perjalanan itu dimulai.
Cerita di Balik Isra Mi’raj
Dalam bahasa arab, Isra berarti perjalanan di malam hari, sedangkan Miraj artinya kenaikan.
Dalam perjalanannya, Nabi Muhammad mengendarai kendaraan supercepet layaknya kilatan cahaya yaitu hewan Buraq yang digambarkan sebagai kuda putih dengan sayap dan ekor seperti burung merak.
Jarak Mekkah dan Yerussalem pada saat itu jika ditempuh pada zaman itu mengunakan kuda atau unta selama satu bulan, namun Nabi Muhammad SAW melakukannya dalam semalam.
Di Masjid Al Aqsa diceritakan, Nabi Muhammad memimpin shalat nabi-nabi terdahulu shalat dua rakaat, dan ada yang menarik sebelum perjalanan dimulai.
Para ahli tafsir mengatakan tentang adanya perbedaan pendapat dikalangan umat islam,
Apakah Nabi Muhammad SAW mengalami peristiwa isra’ dan mi’raj itu secara ruhani-jasmani, ataukah ruhani saja.
Sebagian besar riwayat megatakan bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan suci itu secara ruhani-jasmani sekaligus
Tetapi ada beberapa riwayat, seperti dari Aisyah, Muawiyah dan al-hasan (ibn ali ibn Abi Thalib).
Sebagaimana dikutip oleh al-zamakhsyari dalam kitab tafsirnya, al-kasysyaf, bahwa isra’ dan mi’raj itu dialami Nabi secara ruhani saja.
Tetapi sesungguhnya masalah itu, dihadapan Tuhan yang Maha kuasa tidak relevan, karena apapun yang dikehendaki oleh tuhan tentu akan terjadi.
Dari situ harus kita pahami bahwa peristiwa tersebut tidak lepas dari kekuasaan Allah, dan ayat Al-Qur’an yang membahas perihal peristiwa tersebut terdapat pasa surat al-isra’ ayat 1.
Dibuka dengan narasi “subhanalladzi asro’ Bi abdihi “… (maha suci Allah yang telah memperjalankan hambanya).
Sebelum perjalanan ini berlangsung adalah Rasulullah SAW dibersihkan dahulu hatinya, pembedahan ini telah dibelah dadanya beliau oleh malaikat Jibril AS.
Setelah dibelah hati beliau dicuci dengan air zam-zam hal ini agar dibersihkan hatinya supaya dipenuhi dengan cahaya keimanan.
Selain membersihkan hati beliau sekaligus memudahkan hikmah dan keimanan mudah dimasukan kehati beliau saat itu juga.
“Atap rumahku terbuka saat aku di Makkah Jibril as. lalu turun dan membuka dadaku. Kemudian ia membersihkan dadaku dengan air zamzam.
Lalu, ia membawa baskom emas yang penuh hikmah dan iman. Setelah itu, ia meraih tanganku dan mengajakku naik ke langit yang bawah,” (Hadits Riwayat Bukhari).
Kejadian pembersihan ini sudah terjadi 4 kali dalam kehidupan beliau sedari kecil, bukan saat akan isro mi’raj saja.
Namun pertama kali telah terjadi ketika Rasulullah SAW baru menginjak usia 4 tahun dan tinggal bersama sang ibunda, Halimah as-Sa’diyah di kampung Bani Sa’d.
Baca Juga: Tiga Langkah Sederhana Supaya Hidup Gak Gitu-gitu Aja
Pembersihan Dada Rasulullah Menggunakan Air Zamzam
Saat berusia 10 tahun dada Rasulullah SAW dibelah dan hatinya dibersihkan dengan air zamzam agar tidak bercampur dengan hal-hal buruk dan tercela.
Saat usianya mendekati usia yang akan menanggung beban dosa dan pahala atas yang telah dilakuan (mukallaf).
Memasuki usia 40 tahun Pembelahan dada ketiga saat malaikat jibril mebawa risalah kenabian bertujuan supaya Nabi Muhammad mampu menerima wahyu dengan hati yang kuat, bersih, dan diridhai.
Dan yang terakhir peristiwa Isra Mikraj. Malaikat Jibril membelah dada Nabi Muhammad dan membersihkan hatinya supaya dipenuhi dengan cahaya iman. Jibril membelah dada Nabi sebelum peristiwa Isra’ Mikraj.
Hal ini sering menjadi pertanyaan, Mengapa harus hati yang dibedah dan dibersihan mengapa bukan organ lain? Mengapa harus diawal untuk melalui perjalanan Isro Mi’raj?. Ternya hati memiliki peranan penting untuk keselamatan makhluk Allah.
Dalam kejadian ini kita banyak ngabil hikmah dan bayak filosofi yang dalem banget atas kejadian pembelahan dada.
Nabi dan pencucian hati dengan 4 kali dibelah dan dibasuh air zam-zam, bahwa hati itu bagian terpenting dalam keselamatan kehidupan dunia dan akhiratnya.
Hati Menjadi Jantungnya Iman
Hati menjadi pusat jantungnya keimanan serta ketakwaan yang akan dialirkan keseluruh bagian.
Ia juga sebagai nakoda kehidupan seseorang dalam menentukan perilaku akhlaq adabnya seseorang dan mengarahkan kepada kehidupan yang diridhoi Allah.
Sejalan dengan itu, Rasulullah SAW menyatakan dalam sebuah hadis yang sangat terkenal, “Sesungguhnya di dalam tubuh seseorang itu, terdapat segumpal daging.
Apabila gumpalan daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuh itu. Namun jika (sebaliknya) gumpalan daging itu jelek, maka rusaklah seluruh tubuh itu. Ingatlah, gumpalan itu adalah hati” (Muttafaq ‘Alaih).
Rasulullah SAW sediri dijamin ma’shum (terjaga dari dosa dan kesalahan) sehingga inilah mengapa terjadi menyucian jiwa terkhususkan teruntuk Rasulullah SAW.
Sebelum sampai langik ke7 atau sidrotul muntaha Rosululloh dihadirkan dengan pertemuan-pertemuan menakjubkan disetiap lapisan langitnya.
Nabi Adam di langit pertama, Nabi Isa dan Yahya di langit kedua, Nabi Yusuf di langit ketiga, Nabi Idris di langit keempat, Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit keenam, Nabi Ibrahim di langit ketujuh.