Agama Islam ini luar biasa bagi hidup kita, karena di dalamnya sudah tercantum segala pedoman yang baik bagi kehidupan kita.
Mulai dari hal ibadah, bermuamalah, berinteraksi dengan sesama manusia, sampai ke aturan makanan. Makanan juga menjadi bahasan khusus di dalam Al-Qur’an.
Bahkan di surga saja disebutkan jenis makanan atau minuman yang ada di sana. Makanya, lagi lagi saya sampaikan, jika teman-teman mengonsumsi madu, habbatussauda, zaitun, kurma, dan semua makanan yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ataupun hadits, maka kita akan berfokus ke mananya? Ke kandungannya, khasiatnya, atau isinya?
Jawaban rata-rata yang pertama, orang fokuskan itu ke khasiat ya? Katakanlah kurma, maka orang akan bertanya terlebih dahulu “memang kalau saya mengonsumsi kurma, khasiatnya apa untuk tubuh saya?”
Tetapi, banyak yang melupakan hal satu ini yang sebenarnya harus kita cari setiap kita mengonsumsi makanan, apa itu? Keberkahan yang ada di dalam makanan tersebut.
Keberkahan ini adalah sesuatu yang powerfull. Kalau teman-teman bisa memanfaatkannya dengan benar, walau sedikit dan makanannya sederhana sudah cukup untuk mengatasi masalah yang timbul pada manusia.
Baca Juga: Begini Cara Mengolah Buah yang Baik
Air Zamzam Mengandung Keberkahan
Contohnya, air zam-zam. Ulama dulu pinter banget manfaatin berkah dari air zam-zam. Pake itu aja berbagai penyakit bisa sembuh. Bahkan bisa mengatasi hal-hal yang di luar dugaan, misalnya ada ulama yang niat minum air zam-zam biar pinter kayak gurunya dan berhasil.
Banyak kan ya makanan dan metode mendapatkan keberkahan dari makanan yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam sebutkan bisa jadi perantara obat buat manusia?
Itu kalau kita manfaatkan metodenya, seberat apapun penyakit manusia, bahkan orang yang sudah divonis dokter usianya tidak akan lama lagi di dunia, bisa sembuh karena Allah yang mengizinkan untuk sembuh.
“Dok, agar kita memperoleh keberkahan di dalam makanan itu gimana ya?” Tentu saja yang paling utama adalah cara kita memperoleh makanan tersebut haruslah dengan cara yang halal dengan hasil bekerja bukan dengan hasil mencuri.
Akan terasa bedanya untuk tubuh kalau kita makan dengan jalan hasil kemaksiatan kepada Allah. Apa bedanya? Makanan tersebut tidak akan memberi kekuatan untuk beribadah atau melakukan kebaikan, melainkan memberi kekuatan untuk terus-terusan bermaksiat pada Allah.
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi:
“Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di bagian mana dari makanan kalian terdapat berkah.” (HR. Muslim)
Berkah dalam makanan, tidak ada seorang pun yang tahu di bagian mana Allah meletakkannya. Bisa saja pada sebutir nasi atau sebutir kurma yang tak sengaja kita jatuhkan dan enggan kita pungut kembali.
Cara lain untuk memperoleh keberkahan dalam makanan yang kita makan adalah dengan menjilati jari-jari tangan kita setelah makan, karena Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam juga termasuk orang yang menjilati tangan setelah makan.
Dalam Shahih Muslim dari Anas Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah bila makan suatu makanan, beliau menjilati jari-jarinya yang tiga. Berikut Sabda Rasulullah “Apabila makanan salah seorang dari kalian jatuh, maka bersihkanlah kotoran darinya, lalu makanlah dan jangan membiarkannya untuk dimakan syaithan.”