Antara Hujan, Murbei dan Keajaiban Penciptaan

Imam Syafi’i pernah ditantang sama sekelompok orang atheis. Mereka menanyakan soal Keesaan Allah kepada Imam Syafi’i. Ternyata jawaban dari Imam Syafi’i sangat mind blowing sekali. Jadi begini kisahnya:

Imam Syafi’i ditanya, “Apa bukti keesaan Allah?” Beliau menjawab, “Daun murbei ini. Daun ini dimakan ulat, maka keluarlah sutera lembut. Lebah memakannya, keluarlah madu yang lezat.

Dimakan domba, keluar susu bersih dan segar. Dimakan rusa, keluar minyak kesturi murni. Padahal semua itu berasal dari bahan yang satu.”

Jawaban itu sebenarnya tidak lain hasil tadabbur Imam Syafi’i terhadap Surat Al-Baqoroh Ayat 22:

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ فِرَٰشًا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءً وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا۟ لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 22 menjelaskan dengan banyaknya kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa, yang mengatur alam dengan penuh keteraturan dan ketertibannya.

Hal ini itu mencakup konsep yang dikenal dalam ilmu pengetahuan modern sebagai ekosistem. Terus di ayat ini juga diuraikan dengan rinci mengenai siklus air dan seluruh proses terkaitnya.

Dari Air yang sama itu Allah menumbuhkan berbagai tanaman dengan beraneka macam buahnya. Seperti firman Allah, “Dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan (hujan) itu segala buah-buahan.”

Jadi proses alam itu siapa yang mengendalikan? Allah atau alamnya sendiri yang mengatur?

Lautan luas yang disinari panas matahari kemudian menyebabkan uap air yang banyak.

Air ini naik ke atas menjadi awan dan mendung, kemudian disebarkan oleh angin ke seluruh permukaan bumi.

Sehingga uap air yang banyak sekali ini menjadi dingin, kemudian menjadi berat, lalu turun sebagai hujan yang dapat mengairi permukaan bumi yang luas. Bukan hanya ujan di atas laut, tetapi juga di darat, karena bantuan angin yang menyebarkannya.

Dengan hujan yang turun dari langit itu kemudian bumi menjadi subur, berbagai tanaman buah, sayur, biji-bijian serta umbi dan sebagainya.

Tanaman itu tumbuh dan memberikan banyak manfaat bagi manusia dan semua makhluk di bumi.

Itu semua berasal dari air hujan yang satu, rasanya tawar. Jadi siapa yang mengatur alam semesta ini dengan begitu sempurnanya?

Kesuburan tanah menjadi hasil bumi yang kita nikmati sebagai bentuk karunia Allah yang patut kita syukuri.

Buah-buahan, sayur-mayur dan seluruh hasil tanahnya menjadikanya bahan untuk kita konsumsi tiap harinya. Itu menjadi sumber perbaikan gizi dan meningkatkan kesehatan, tentu menjadi nikmat bagi manusia.

Baca Juga: Begini Cara Memodifikasi Nasi Putih Supaya Lebih Menyehatkan

Berbagai Keajaiban Penciptaan Hujan

Betapa banyak manfaat hujan, jadi kalau hujan kita gak boleh sebel. Karena disanalah ada waktu-waktu mustajabah untuk berdo’a.

Hujan juga isinya berisi ketenangan. Gimana ga buat kita tenang? Allah lah yang menghendaki kita buat bergembira saat turunnya hujan, coba simak ayat berikut:

“Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka gembira. (Surat- ar Rum: 48)

Sebagai penutup ada kata-kata dari Ibnul Mu’taz yang maknanya dalem banget. Begini katanya,

“Alangkah anehnya, bagaimanakah seseorang berbuat durhaka kepada Tuhan, dan bagaimanakah seseorang mengingkari-Nya, padahal segala sesuatu merupakan pertanda baginya yang menunjukkan bahwa Tuhan adalah Esa.”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top