Sahabat, pernah denger nggak ungkapan kayak gini “Jangan cepat marah, nanti cepat tua!” ternyata ini bukan sekadar ungkapan biasa, lho!
Karena ini benar adanya. Orang yang hidupnya nggak pernah mencampuri urusan orang lain, nggak pernah membicarakan keburukan orang lain, dan nggak pernah emosian justru lebih awet muda.
Ini ada cerita soal Almarhum ayah saya. Saya kalau lihat wajah ayah saya tuh selalu tampak muda di bandingkan adik-adik kandungnya.
Almarhum Ayah saya adalah orang yang penuh humor, suka bercanda, banyak senyum, dan nggak pernah ikut campur urusan orang lain.
Jadi kalau marah itu berpengaruh secara langsung juga pada kondisi tubuh seseorang yang bisa menyebabkan naiknya tekanan darah, sesak pada dada, bahkan yang berbahayanya adalah penurunan fungsi jantung.
Bahkan marah yang nggak bisa kekontrol ini dan terjadi secara terus-menerus akan menyebabkan penyakit kencing manis akibat peningkatan fungsi kelenjar di atas ginjal.
Marah Akan Menurunkan Imun Tubuh
Marah yang berlebihan juga akan membuat imun tubuh menjadi lemah sehingga tubuh akan gampang diserang berbagai penyakit.
Itulah kenapa Rasulullah Shallalahu alaihi Wassalam bersabda:
Seorang laki-laki lalu datang kepada Rasulullah, lalu berkata “beri aku wasiat.” Lalu, beliau bersabda, “Jangan marah.” (HR. Bukhari & Tirmidzi)
Bagi orang-orang yang cepat marah atau katakanlah punya budi pekerti yang kurang baik, maka harus banyak melatih diri agar nggak mudah dikuasai amarah dan berbuat di luar kendali karena nggak sanggup menahan emosi.
Bahkan Allah memberikan makna di balik firmannya dalam Surah Ali-Imran ayat 134 yaitu untuk menahan amarah.
Allah nggak menyukai mereka yang memiliki sifat marah dan memuji mereka yang menahan amarahnya. Untuk itu, Rasulullah bersabda agar ketika salah seorang dari umatnya marah, maka hendaklah ia mengambil air wudhu.
“Sesungguhnya marah itu setan, dan setan itu diciptakan dari api. Api itu hanya bisa dipadamkan dengan air. Maka apabila seseorang di antara kalian marah, maka berwudhulah.” (HR. Abu Dawud)
Cara lain untuk menetralisir marah ada di keluarga. Temui anak dan istri kita supaya jadi hiburan. Setelah hilang marahnya lalu makanlah bersama keluarga, tanpa adanya ponsel.
Makan bersama sambil bercengkrama itu obat hati. Momen makan bersama keluarga dengan perasaan yang bahagia juga bisa membangkitkan selera makan serta bisa mempercepat penyerapan sari-sari makanan ke dalam tubuh.
Baca Juga: Orang yang Diuji dengan Penyakit Adalah Hamba Pilihan?
Tidak Boleh Makan dalam Keadaan Marah
Jadi ternyata memang ada hubungan kenapa pada saat marah sebaiknya kita nggak boleh makan dulu. Saya punya cerita nih.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh salah satu universitas untuk mengetahui pengaruh emosi terhadap proses pencernaan.
Ada sebuah makanan lezat yang dihidangkan pada seekor kucing, setelah selesai makan, kucing tesebut tidur dengan nyenyak.
Saat kucing tersebut tidur, ia diperiksa dengan bantuan sinar X, hasilnya ternyata proses pencernaan makanannya berkembag secara alami.
Masya Allah, hal tersebut bukan hanya berlaku pada hewan saja, tetapi juga kepada kita manusia.
Bukan hanya marah yang akan memberikan dampak pada lambung kita, tetapi juga perasaan takut dan cemas.
Pernah dilakukan analisa kepada sejumlah pasien di rumah sakit yang akan menjalani operasi pada pagi hari. Mereka yang akan menjalani operasi pada pagi hari mengalami gangguan buang air kecil.
Ternyata gangguan tersebut berasal dari gangguan perasaan akibat takut dan cemas sebelum menghadapi operasi.
Kesehatan fisik berawal dari kesehatan emosi dan hati, marah termasuk salah satu yang disebut dengan penyakit hati.
Maka dari itu, tubuh kita akan menjadi sehat jika kita bisa mengontrol emosi kita serta selalu mempunyai sifat yang sabar dan nggak menjadi pendendam. Maafkanlah orang-orang yang pernah menyakiti hati kita.
ada lagi dok yang bikin awet muda yaitu kebiasaan konsumsi rempah rimpang dalam memasak , ga berasa tuh makan jamu tiap hari.