Bagaimana Menjadikan Al-Qur’an Obat yang Powerful

Kalo dikatakan Al-Qur’an sebagai obat kayaknya rata-rata udah pada tau ya? Di setiap ceramah juga ustad-ustad sering nyebutin hal ini. Tapi persoalannya gini, kita tau Al-Qur’an itu sebagai obat tapi buat nerapinnya itu gimana, masih suka binggung ya?

Padahal Al-Qur’an ini adalah obat yang sangat powerful.

Kenapa saya katakana Al-Qur’an sebagai obat yang powerful?

Coba deh kita tadabburin surat Al-Hasyr ayat 21 yang bunyinya gini: “Sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir.” (Q.S. Al-Hasyr: 21)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan soal ayat ini, dia bilang begini, “Allah menganjurkan untuk merenungkan nasihat-nasihat AI-Qur`an. Allah menerangkan bahwa tidak ada alasan untuk tidak melakukan perenungan.

Sebab seandainya gunung yang diberikan akal itu dikhithabi dengan AI-Qur`an ini,niscaya ia akan tunduk kepada nasihat-nasihatnya. Engkau juga akan melihatnya meskipun ia keras-tunduk terpecah-belah, yakni terpecah-belah karena takut kepada Allah.”

Coba kita renungin lagi, gunung yang tinggi itu, batu alam penyusunnya keras, penuh pohon yang tinggi gede, semua bakalan hancur berkeping-keping apabila diturunkan Al-Qur’an ke atasnya, saking tunduk dan takutnya mereka kepada Allah. Itu gunung yang besar. Gimana kalo Cuma penyakit?

Virus yang super kecil, kuman yang katanya ganas dan gak bisa kelihatan mata, penyakit yang katanya gak ada obatnya, mereka semua makhluk Allah.

Kalo dibacain Al-Qur’an ke mereka dan itu mereka anggap sebagai perintah, pasti mereka langsung tunduk, bisa jadi juga langsung hancur karena beratnya firman Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an.

Mangkanya, para sahabat Nabi tahu itu. Bahkan kalo tingkatannya kayak mereka, pake surat Al-fatihah aja penyakit kena sengatan binatang berbisa langsung sembuh, gak pake minum anti racun ini-itu.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Bahwa ada sekelompok sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu berada dalam safar (perjalanan jauh), lalu melewati suatu perkampungan Arab. Saat itu, mereka meminta untuk dijamu, namun penduduk kampung tersebut enggan untuk menjamu.

Penduduk kampung tersebut lantas berkata kepada para sahabat yang mampir, “Apakah di antara kalian ada yang bisa meruqyah (melakukan pengobatan dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an) karena pemimpin kampung ini tersengat binatang atau terserang demam.”

Di antara para sahabat lantas berkata, “Iya, ada.”

Lalu, salah seorang sahabat pun mendatangi pemimpin kampung tersebut dan ia meruqyahnya dengan membaca surah Al-Fatihah.

Akhirnya, pemimpin kampung tersebut sembuh. Lalu, yang membacakan ruqyah tadi diberikan seekor (dalam riwayat lain potongan daging) kambing, namun ia enggan menerimanya -dan disebutkan-, ia mau menerima sampai kisah tadi diceritakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lalu, ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan menceritakan kisahnya tadi pada beliau.

Ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidaklah meruqyah, kecuali dengan membaca surah Al-Fatihah saja.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas tersenyum dan berkata, “Bagaimana engkau bisa tahu Al-Fatihah adalah ruqyah (artinya: bisa digunakan untuk meruqyah)?”

Beliau pun bersabda, “Ambil kambing tersebut dari mereka dan potongkan untukku sebagiannya bersama kalian.” (HR. Bukhari no. 5736 dan Muslim no. 2201)

Baca Juga: Khasiat Luar Biasa dari Tepung Mata Beras

Dahsyatnya Manfaat Al-Qur’an

Inilah dahsyatnya Al-Qur’an. Jadi kalo kita mau pakai Al-Qur’an sebagai obat itu juga perlu syarat-syarat. Misalnya gini, bapak/ibu yang suka liat perang di Gaza itu kan ada pejuang yang suka nembak tuh.

Itu kan yang nama senapannya Al-Ghoul. Dia bisa nembak musuh dari jarak 2 kilometer dan bisa tembus dua orang. Hebat kan senapannya?

Senapan yang hebat itu, gak semua orang bisa makenya, iya kan? Karena apa? Itu senapan berat, larasnya panjang, kalo salah posisi bahu yang menembak bisa copot sendinya. Belom lagi kita harus tau cara masukin pelurunya, cara ngokangnya, kapan nembaknya?

Itu ada syarat-syaratnya biar tepat sasaran supaya bisa tepat kena musuh. Perlu waktu yang pas, bisa baca arah angin, tau koordinat musuh, butuh ketenangan, dan terakhir mereka baca ayat Al-Qur’an sebelum nembak biar tepat sasaran.

Senjata itu kalo kita ibaratkan Al-Qur’an buat menyasar penyakit, kalo dia tepat penggunaannya, terpenuhi syarat-syaratnya, Insya Allah penyakit bisa sembuh dengan izin Allah Ta’ala.

Jadi kalo kita balik lagi sama tafsir surat Al-Hasyr tadi, kitanya harus tunduk sama Allah melalui tadabbur ayat Al-Qur’an, punya keyakinan yang teguh, memahami syarat-syarat penggunaan Al-Qur’an sebagai obat, ini kita harus latih supaya Al-Qur’an yang powerful bisa dipake dengan tepat sasaran buat menjadi wasilah mengobati penyakit.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah mengabungkan penggunaan obat alami dengan Al-Qur’an sebagai obat ilahiyah. “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat, pada saat beliau sujud, tiba-tiba seekor kalajengking menyengat jari tangannya.

Maka Rasulullah keluar dan berkata: ‘Semoga Allah melaknat kalajengking. Ia tidak membiarkan (tidak membeda-bedakan) antara seorang nabi dan tidak pula yang lainnya.” Kemudian Rasulullah menyuruh diambilkan bejana yang berisi air dan garam, lalu bagian yang disengat kalajengking tersebut direndam dengan air dan garam itu sambil membaca: qul huwallahu ahad dan muawwidzatain hingga rasa sakitnya reda.” (HR. At-Tirmidzi).

Jadi salah satu yang bisa kita terapin, mengombinasi herbal yang diminum atau digunakan dibantu dengan bacaan ayat Al-Qur’an yang sesuai tujuannya.

Biar sehat kita juga gunanya untuk membawa ketaqwaan kepada Allah, bukan malah sebaliknya. Karena yang ngasih kita sakit dan kesehatan itu ya Allah. Bener gak?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top