Jurus Anti FOMO Sama Tren Makanan

Kali ini saya mau kasih jurus anti FOMO soal makanan. Kalau sahabat buka sosmed ya, baik itu instagram, youtube, tiktok isinya banyak soal makanan, karena saat ini tren makanan banyak yang viral.

Terus semua jadinya mau kita coba. Istilah sekarangnya FOMO (Fear of Missing Out). Ya bahasa gampangnya gak mau ketinggalan tren.

Apalagi tren sekarang, kita seneng liatin orang makan ya? Mungkin ini dulu aneh, tapi sekarang lihatin orang makan itu bisa banyak yang nonton.

Istilah sekarangnya mukbang, makan dengan porsi jumbo. Ini tuh emang bikin ngiler, tapi kalo dipikir-pikir, misalnya kita langsung ikutin, terus lagi direkam, dishare ke sosmed apa iya bagus buat diri kita?

Apa iya ini gak dinilai sebagai dosa dalam agama kita? Padahal buat aturan makan aja udah Islam perhatikan.

Meski makanan itu memiliki nutrisi yang baik apabila berlebihan pun itu nilainya jadi tidak baik. Maka, segala sesuatu harus sesuai dengan takaran kebutuhan kita jangan ikut-ikutan tren makanan yang lagi viral.

Tren Makanan Tidak Semuanya Harus Diikuti

Percaya deh, aturan dari Islam itu adalah tuntunan terbaik agar hamba selamat dari segala macam keburukan dari syahwat atau nafsu. Misalnya nih, kalau ayat ini kita tadaburi maknanya, Allah Ta’ala berfirman

يَا بَنِيْ أَدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (Surat Al-A’raf ayat 31)

Kita bisa dapatkan bahwa larangan berlebihan itu mengandung beberapa arti, di antaranya:

Pertama jangan berlebihan dalam porsi hidangan dari macam makan dan minum. Sebab, makan dan minum dengan porsi berlebihan atau melampaui batas tentu mendatangkan penyakit.

Ada juga hadits bunyinya begini, “Kita (kaum muslimin) adalah kaum yang hanya makan bila lapar dan berhenti makan sebelum kenyang.”

Hadits tadi memang dhaif, akan tetapi maknanya benar sebagaimana dikuatkan dengan hadits dan penjelasan ulama yang lainnya. Rasulullah Shallallahi ‘Alaihi Wassallam bersabda,

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernafas.”

Maka kita patut banget mencontoh seperti yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam, yaitu makan sebelum merasa sangat lapar dan berhentilah sebelum sangat kenyang. Jangan berlebihan dalam porsi makan dan minum.

Makanlah Sesuai Anjuran Rasulullah

Makan dan minum yang berlebihan dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Jika berlebihan, tubuh akan menyerap kalori secara berlebihan, akibatnya berat badan naik. Dampak buruknya lagi, hal ini dapat mengundang berbagai penyakit yang tak diinginkan. Jadi kita sewajarnya saja sesuai kebutuhan kita.

Syaikh Wahbah al-Zuhaili dalam kitabnya “Fiqh al-Islami wa adillatuhu,” bilang begini:

“Islam sangat memperhatikan kesehatan fisik. Oleh karenanya, Islam mewajibkan untuk memakan asupan standar atau dalam pokoknya, baik makanan maupun minuman untuk menjaga kehidupan, menolak kerusakan fisik, melakukan kewajiban-kewajiban agama seperti shalat, puasa dan yang lainnya.”

Asupan yang terlalu sedikit akan membuat tubuh kekurangan energi dan gizi. Tak hanya itu, tubuh juga berisiko lebih mudah terserang penyakit. Maka itu, makanlah ketika sudah merasa lapar. Jika memang tidak ada makanan lebih baik berpuasa, supaya otak kasih sinyal ke tubuh, jadi fisik tetap sehat.

Makna yang ke dua, ayat tadi mengajari kita untuk tidak berlebihan dalam berbelanja membeli makanan atau minuman, karena akan mendatangkan kerugian. Kalau pengeluaran kita lebih besar dari pendapatan, nanti akan membuka pintu hutang. Kalaupun kita punya rezeki dan mudah menghabiskannya dengan cara berlebihan, itu juga tidak baik.

Lebih lanjut lagi Syakh Wahbah berkata begini: “Jika melebihi ukuran standar diperbolehkan selagi tidak mencapai taraf berlebihan. Karena berlebihan dalam makanan dan minuman melebihi ambang kekuatan tubuh akan membahayakan dan dihukumi haram. Moderat adalah hal yang dituntut.”

Nah yang ketiga nih termasuk berlebihan adalah makan dan minum yang diharamkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kita sebagai umat Islam hanya boleh mengkonsumsi makanan yang halal dan thayyib (baik).

Baca Juga: Resep untuk Mengobati Batuk Gatal Anti Mahal

Hindari Makanan Haram dari Segi Zat dan Segi Prosesnya

Makanan yang harus kita hindari yaitu makanan yang haram. Ada makanan haram dari segi zatnya, seperti bangkai (kecuali bangkai ikan dan belalang) atau daging hewan yang disembelih tanpa menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, khamr, babi, binatang buas bertaring, binatang pemakan kotoran, darah, dan sebagainya.

Ada makanan yang haram dari segi prosesnya, contohnya makanan yang diperoleh dengan cara haram seperti didapat dari hasil mencuri, korupsi dan lain lain. Jadi pastikan apapun yang masuk ke dalam tubuh kita adalah produk-produk yang halal dan thayyib. Karena apapun yang kita makan ngaruh banget sama sikap, kualitas ibadah dan keberkahan hidup kita.

Selain dilarang oleh Allah dari sesuatu yang haram, perbuatan berlebihan yang melampaui batas adalah mudharat (banyak bahayanya) dibandingkan dengan manfaatnya.

Selain merusak dan merugikan, harus kita ingat juga bahwa Allah itu tidak menyukainya. Setiap pekerjaan yang tidak disukai Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kalau dikerjakan, tentu akan mendatangkan bahaya kan ya?!

Jadi nggak selamanya mengikuti tren makanan yang lagi viral itu baik loh.

Oleh karena itu, orang-orang yang berlebihan dalam suatu hal pasti akan merugi di kemudian hari.

Dalam hal ini Rasulullah Shallallahi ‘Alaihi Wassallam udah ngingetin kita:

“Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah dengan cara yang tidak sombong dan tidak berlebihan. Sesungguhnya Allah suka melihat penggunaan nikmat-Nya kepada hamba-Nya.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi dan al-hakim dari Abu Hurairah)

Semoga kita semua termasuk umat yang tidak terbawa arus untuk mengikuti tren makanan yang viral namun membahayakan bagi kesehatan dan tidak diridhai Allah.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top